yahh emang udah nasib kali ya…siapa yang mendulang siapa yang nerima akibatnya, sungguh aneh ketika harus berhadapan malah begini, ini semakin menguatkan bahwa memang semua harus dilakukan dengan kesabaran, selalu hanya ketika membutuhkan saja, jalan hidup memang masih panjang, segala perbedaan sangat nampak di depan mata, tetapi kenapa yg menerima akibatnya malah sekarang, ini sangat ironis…lari dari kenyataan pahit getirnya kehidupan mungkin saja dilakukan, tapi bukan ini jalannya..masih banyak cara dan pengorbanan yang harus di tempuh. Semoga ini semua cepat berakhir…
Latest Entries »
Sepahit apapun….Semanis apapun…itulah rasa…
Benci, Rindu, Suka…itulah rasa….
Dalam kehidupan tiada yang abadi, kecuali cinta sejati…
Apa kau pernah merasakan cinta sejati yang sebenarnya ???
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…” ( Khalil gibran )
AKU bicara perihal Cinta????…Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia, Walau jalannya sukar dan curam. Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya. Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu. Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya. Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman. Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia kan menyalibmu. Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu. Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari. Dia menebah engkau hingga engkau telanjang. Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan. Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan. Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta. Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh. Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur; Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu. ( Khalil Gibran) |
Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!